- Home>
- Pendidikan >
- MAKALAH: KETERAMPILAN PENGELOLAAN KELAS
Posted by : Unknown
Selasa, 15 Agustus 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah–Nya,
sehingga memberikan kekuatan dan menumbuhkan motivasi penulis dalam
menyelesaikan makalah ini. Kemudian penulis mengirimkan salam dan salawat
kepada Muhammad SAW yang telah mengubah pandangan masyarakat dalam menjejaki
jalan kehidupan yang lebih baik sehingga tercipta pola pikir dan tingkah laku
yang bersahaja.
Akhirnya, penyusun
menghaturkan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung
penyusun makalah ini. Penulis juga mengakui bahwa penyusunan makalah ini
sebenarnya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran dari
pembaca sangat diharapkan untuk memaksimalkan pembuatan makalah berikutnya.
Makassar, November 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR
ISI ............................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar
Belakang 1
1.2 Rumusan
Masalah................................................................................ 2
1.3 Tujuan
Penulisan.................................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN ................. 3
2.1
Pengertian
Pengelolaan Kelas ........................................................... 3
2.2
Tujuan
Penggunaan Pengelolaan Kelas 4
2.3
Macam-macam
Pengelolaan Kelas 5
2.4
Jenis Pendekatan
Pengelolaan Kelas .................................................. 6
2.5
Komponen
Pengelolaan Kelas ........................................................... 6
2.6
Prinsip
Pengelolaan Kelas 11
BAB
III PENUTUP .................................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................ 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sekolah adalah tempat belajar bagi
siswa, dan tugas guru adalah sebagian besar terjadi dalam kelas adalah
membelajarkan siswa dengan menyelidiki kondisi belajar yang optimal dapat
dicapai jika guru mampu mengatur peserta didik dan sasaran pembelajaran serta
mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Pengaturan yang berkaitan dengan penyampaian pesan penngajaran
(instruksional) atau dapat pula berkaitan dengan penyediaan kondisi belajar
(pengelolaan kelas). Bila pengaturan kondisi dapat dikerjakan secara optimal,
maka proses belajar berlangsung secara optimal pula. Tetapi bila tidak dapat
disediakan secara optimal, tentu saja akan menimbulkan gangguan terhadap
belajar mengajar.
Kondisi belajar yang optimal dicapai
jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikanya
dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran. Akan tetapi
apabila terdapat kekurang serasian antara tugas, dan sarana atau alat atau
terputusnya keinginan dengan keinginan yang lain, antara kebutuhan dan
pemenuhanya maka akan terjadi gangguan terhadap proses belajar mengajar. Baik
gangguan sifat sementara maupun sifat yang serius atau terus menerus. Gangguan
dapat berifat sementara sehinngga perlu dikembalikan ke dalam iklim belajar
yang serasi (kemampuan kedisiplinan), akan tetapi gangguan dapat pula bersifat
cukup serius dan terus menerus sehingga diperlukan kemampuan meremedial.
Disiplin itu sebenarnya merupakan akibat dari pengelolaan kelas yang efektif.
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai bila guru mampu mengatur
siswa dan saran pembelajaran serta megendalikannya dalam suasana yang sangat
menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hubungan interprsonal yang baik
antara guru dan peserta didik, peserta didik sama peserta didik merupakan
syarat keberhasilan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan
prasyarat bagi terjadinya proses pembelajaran yang efektif.
Baca juga: MAKALAH: KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Baca juga: MAKALAH: KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
1.2 Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang melatarbelakangi pembuatan masalah ini adalah
sebagai berikut:
- Apakah
pengertian dari keterampilan mengelola kelas?
- Apakah
tujuan dari keterampilan mengelola kelas?
- Apa
saja macam-macam pengelolaan kelas?
- Apa
saja jenis pendekatan pengelolaan kelas?
- Apa
saja komponen-komponen keterampilan mengelola kelas?
- Apa
sajakah prinsip keterampilan mengelola kelas?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
- Mengetahui
pengertian keterampilan pengelolaan kelas.
- Mengetahui
tujuan keterampilan pengelolaan kelas.
- Mengetahui
macam-macam pengelolaan kelas.
- Mengetahui
jenis pendekatan pengelolaan kelas.
- Mengetahui
komponen-komponen keterampilan pengelolaan kelas.
- Mengetahui
prinsip keterampilan pengelolaan kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas (classroom
management) berdasarkan pendekatannya menurut weber (1977) diklasifikasikan
kedalam tiga pengertian, yaitu berdasarkan pendekatan otoriter (authority
approach), pendekatan permisif (permissive approach) dan pendekatan
modifikasi tingkah laku. Berikut dijelaskan pengertian masing-masing pendekatan
tersebut.
Pertama, berdasarkan pendekatan
otoriter (authority approach) pengelolaan kelas adalah kegiatan guru
untuk mengontrol tingkah laku siswa, guru berperan menciptakan dan memelihara
aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat (weber).
Kedua, pendekatan permisif
mengartikan pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk
memberi kebebasan kepada siswa untuk melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan
yang mereka inginkan. Dan fungsi guru adalah bagaimana menciptakan kondisi
siswa merasa aman untuk melakukan aktifitas di dalam kelas.
Ketiga, pendekatan modifikasi
tingkah laku. Pendekatan ini didasarkan pada pengelolaan kelas merupakan proses
perubahan tingkah laku, jadi pengelolaan kelas merupakan upaya untuk
mengembangkan dan memfasilitasi perubahan prilaku yang bersifat positif dari
siswa dan dan berusaha semaksimal mungkin mencegah munculnya atau memperbaiki
prilaku negative yang dilakukan oleh siswa.
Keterampilan
mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal dan megembalikan ke kondisi optimal jika terjadi
gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan remedial.
2.2 Tujuan Penggunaan Pengelolaan Kelas
Penggunaan komponen keterampilan mengelola kelas mempunyait ujuan,
baik untuk siswa maupun untuk guru.Tujuan-tujuan yang dimaksud adalah sebagai berikut
:
·
Tujuan untuk siswa
Keterampilan mengelola kelas untuk siswa bermaksud:
a) Mendorong siswa mengembangkan tanggungjawab individu terhadap tingkah lakunya serta sadar untuk mengendalikan dirinya.
b) Membantu siswa mengerti akan arah tingkahlaku
yang sesuai dengan tatatertib kelas, dan melihat ata umerasakan teguran guru
sebagai suatu peringatan dan bukan kemarahan.
c)
Menimbulkan
rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang
wajar sesuai dengan aktivitas-aktivitas kelas.
·
Tujuanuntuk
guru:
Bagi guru, tujuan keterampilan mengelola kelas adalah untuk melatih keterampilannya dalam:
a) Mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam memelihara kelancaran penyajian dan langkah-langkah pelajaran secara tepat dan baik.
b) Memiliki kesadaran terhadap kebutuhan siswa dan mengembangkan kompetensinya di
dalam memberikan pengarahan yang jelas kepada siswa
c) Memberikan respon secara efektif terhadap tingkahlaku yang menimbulkan gangguan-gangguan kecil atau ringan serta memahami dan menguasai seperangkat kemungkinans trategi
yang dapat digunakan dalam hubungan dengan masalah tingkahlaku siswa yang
berlebih-lebihan atau terus menerus melawan di kelas.
2.3 Macam-macam Pengelolaan Kelas
a.
Masalah Individual
Masalah individual adalah didasarkan asumsi bahwa semua tingkah laku
individu merupakan upaya mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan untuk diterima
kelompok dan kebutuhan mencapai harga diri.
Rudolf Dreikurs dan Pearl Cassel (Raka Joni, 1980: 2) membedakan empat
kelompok masalah pengelolaan kelas individual, yakni: (1) Attention getting behaviors, seperti, membadut di kelas (aktif),
berbuat lamban sehingga perlu pertolongan ekstra (pasif), (2) power seeking behavior, seperti selalu
mendebat, emosional, menangis (aktif), selalu lupa aturan-aturan di kelas
(pasif), (3) revenge – seeking behavior dengan
menyakiti orang lain, seperti mengata-ngatai, memukul, menggigit, (4) peragaan
ketidakmampuan.
b.
Masalah Kelompok
Lois V.
Johns dan Mary A. Bany (Raka Joni, 1980: 3) mengemukakan tujuh kategori masalah
kelompok dalam pengelolaan kelas, yakni :
1) Kelas kurang
kohesif lantaran alasan jenis kelamin, suku, tingkatan sosial, ekonomi, dsb.
2) Penyimpangan
dari norma-norma tingkah laku yang telah disepakati sebelumnya seperti sengaja
berbicara keras-keras di ruang perpustakaan.
3) Kelas
mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya.
4) Memprakarsai
anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok, seperti pemberian semangat
kepada badut kelas.
5) Kelompok
cenderung mudah dilatihkan perhatiannya dari tugas yang telah digarap.
6) Semangat
rendah atau semacam aksi protes kepada guru karena menggap tugas yang diberikan
kurang wajar.
7) Kelas kurang
mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru, seperti gangguan jadwal,
pergantian guru kelas.
2.4 Jenis Pendekatan Pengelolaan Kelas
a.
Pendekatan Behavior
Modification, dipilih bila tujuan tindakan pengelolaan yang dilakukan
adalah menguatkan tingkah laku siswa yang baik dan/atau menghilangkan tingkah
laku siswa yang kurang baik. Pendekatan ini mengandung asumsi bahwa: (1) Semua
tingkah laku yang baik maupun kurang baik merupakan hasil proses belajar. (2)
Ada sejumlah kecil proses psikologi yang fundamental yang dapat digunakan untuk
menjelaskan terjadinya proses belajar yang dimaksud, seperti : penguatan
positif, hukuman, penghapusan, dan penguatan negatif.
b.
Pendekatan Socioemotional
Climate, dipergunakan apabila sasaran tindakan pengelolaan adalah
peningkatan hubungan interpersonal guru-siswa dan siswa-siswa. Pendekatan ini
diasumsikan bahwa: (1) Proses belajar-mengajar yang efektif mempersyaratkan
iklim sosioemosional, (2) Guru menduduki posisi terpenting bagi terbentuknya
iklim sosioemosional.
c.
Pendekatan Group-Process,
dianut oleh guru bila seorang guru ingin kelompoknya melakukan kegiatan
secara produktif. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa:
1)
Pengalaman belajar sekolah berlangsung dalam konteks
kelompok kelas,
2)
Tugas guru yang terutama dalam membina dan memelihara
kelompok yang produktif dan kohesif.
d.
Pendekatan ekletik maka seorang guru seyogyanya: (1)
menguasai ketiga pendekatan di atas, (2) dapat memilih pendekatan yang tepat
dan melaksanakan prosedur yang sesuai dengan masalah pengelolaan kelas.
2.5 Komponen
Pengelolaan Kelas
Keterampilan mengelola kelas
dibedakan menjadi dua komponen, yaitu :
·
Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif)
1.
Menunjukkan Sikap Tanggap
Menggambarkan tingkah laku guru yang tampak pada siswa, bahwa guru sadar
dan tanggap terhadap perhatian keterlibatan, masalah dan ketidak acuan mereka.
Dengan adanya sikap ini siswa merasa guru hadir ditengah mereka. Kesan
ketanggapan ini dapatditunjukkandengan berbagaicara sepertiberikut.
a.
Memandang Secara Saksama
Memandang secara seksama dapat mengundang dan melibatkan siswa dalam kontak
pandangan serta interaksi antarpribadi yang dapat ditampakkan dalam pendekatan
guru untuk bercakap-cakap, bekerja sama, dan menunjukkan rasa persahabatan.
Memungkinkan guru meliput keterlibatan siswa dalam tugas di kelas serta
menunjukkan kesiapan guru untuk memberi respon baik terhadap kelompok maupun
individu.
b.
Memberikan Pernyataan
Pernyataan guru terhadap sesuatu yang dikemukakan siswa sangat diperlukan,
baik berupa tanggapan, komentar, ataupun yang lain. Hal ini terkomunikasi
kepada siswa melalui pernyataan guru bahwa ia telah siap untuk memulai kegiatan
belajar serta siap memberi respon terhadap kebutuhan siswa. Hal yang harus
dihindari adalah menunjukkan dominasi guru dengan pernyataan atau komentar yang
mengandung ancaman.
Contoh :
“Saya menunggu sampai kalian diam”.
c.
Gerak Mendekati
Gerak guru dalam posisi mendekati kelompok kecil atau individu
menandakan kesiagaan, minat dan perhatian guru yang diberikan terhadap tugas
serta aktivitas siswa. Gerak mendekati hendaklah dilakuan secara wajar, bukan
untuk menakut-nakuti, mengancam, atau member kritikan dan hubungan. Hal ini
menunjukkan kesiapan, minat dan perhatian kepada siswa. Hal ini membantu siswa
yang menghadapi kesulitan belajar, mengalami frustasi atau sedang marah.
d. Memberikan
Reaksi Terhadap Gangguan Dan Ketakacuan Siswa
Apabila ada siswa yang menimbulkan gangguan atau menunjukkan ketakacuhan,
guru dapat member reaksi dalam bentuk teguran. Dengan adanya teguran menandakan
adanya guru bersama siswa. Teguran harus diberikan pada saat yang tepat serta
dialamatkan pada sasaran yang tepat. Teguran haruslah diberikan pada saat yang
tepat dan sasaran yang tepat pula sehingga dapat
mencegah meluasnya penyimpangan tingkah laku.
2.
Membagi Perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif terjadi apabila guru membagi perhatian
kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Hal ini dapat
dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
a.
Visual
Hal ini mennjukkan perhatian terhadap sekelompok siswa atau individu namun
tidak kehilangan keterlibatannya dengan kelompok siswa atau individu.
Keterampilan ini digunakan untuk memonitor kegiatan kelompok atau individu,
mengadakan koreksi kegiatan siswa, memberi komentar atau memberi reaksi
terhadap siswa yang mengganggu.
b.
Verbal
Guru dapat memberikan komentar, penjelasan, pernyataan, dan sebagainya
terhadap aktivitas seorang siswa sementara ia memimpin kegiatan siswa yang
lain.Penggunaan teknik visual maupun verbal menunjukkan bahwa guru menguasai
kelas.
3.
Memusatkan Perhatian
Keterlibatan siswa dalam KBM dapat dipertahankan apabila dari waktu kewaktu
guru mampu memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang dilaksanakan. Hal ini dapatdilaksanakandengan cara :
a.
Menyiagakan Siswa
Menciptakaan suasana yang menarik sebelum guru menyampaikan pertanyaan atau
topik
pelajarannya. Bertujuan untuk menghindari penyimpangan perhatian siswa.
Misalnya : “ coba anak-anak, semuanya memperhatikan dengan teliti gambar ini
untuk membedakan daerah mana yang subur dan daerah mana yang tanahnya gersang.
b.
Menuntut Tanggung Jawab Siswa
Hal ini berhubungan dengan cara guru memegang teguh kewajiban dan tanggung
jawab yang dilakukan oleh siswa serta keterlibatan siswa dalam tugas-tugas.
Misalnya dengan meminta kepada siswa untuk memperagakan, melaporkan, dan memberi respons.
Komunikasi yang jelas dari guru mengenai tugas siswa merupakan hal yang sangat
penting dalam mempertahankan pusat perhatian siswa.
4.
Memberikan Petunjuk yang Jelas
Hal ini berhubungan dengan cara guru dalam memberikan
petunjuk agar jelas dan singkat dalam pelajaran sehingga tidak terjadi
kebingungan dari pada siswa. Petunjuk yang diberikan harus bersifat langsung,
dengan bahasa yang jelas dan tidak membingungkan serta dengan tuntutan yang
wajar dapat dipenuhi oleh siswa.
5.
Menegur
Apabila terjadi tingkah laku siswa yang menggangu kelas atau kelompok
dalaam kelas, hendaklah guru menegurnya secara verbal. Teguran verbal yang
efektif ialah yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a.
Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang
mengganggu serta pada tingkah lakunya yang menyimpang.
b.
Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan atau
yang mengandung penghinaan.
c.
Menghindari ocehan atau ejekan guru atau yang
berkepanjangan.
d.
Guru dan siswa lebih baik mengadakan kesepakatan
sehingga penyimpangan yang terjadi hanya sifatnya mengingatkan.
6.
Memberi Penguatan
Komponen ini digunakan untuk mengatasi siswa yang tidak mau terlibat dalam
kegiatan pembelajaran atau menggangu temanya. Yaitu dengan cara.
a. Guru dapat
memberikan penguatan kepada siswa yang menggagu yaitu dengan jalan
”menangkapnya” ketika ia melakukan tingkhlaku yang wajar dan berusaha “
menangkapnya” ketika ia melakukan tingkah yang tidak wajar dan berusaha “
menangkapnya” ketika ia melakukan tindakan yang tidak wajar dengan tujuan
perbuatan yang wajar tadi dapat terulang.
b. Guru dapat
memberikan berbagai komponen penguatan kepada siswa yang bertingkah laku yang
wajar kepada siswa yang lain untuk menjdi teladan.
·
Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian
kondisi belajar yang optimal
Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang
berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk
mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Apabila terdapat siswa yang
menimbulkan gangguan yang berulang-ulang walaupun guru telah menggunakan
tingkah laku dan respon yang sesuai, guru dapat meminta bantuan kepada kepala
sekolah, konselor sekolah, atau orang tua siswa.
Bukanlah kesalahan profesional guru apabila ia tidak dapat menangani setiap
problema siswa di dalam kelas. Namun, pada tingkat tertentu guru dapat
menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah laku
siswa yang terus menerus menimbulkan gangguan dan yang tidak mau terlibat dalam
tugas di kelas. Strategi tersebut adalah :
a.
Modifikasi tingkah laku. Guru hendaknya menganalisis
tingkah laku siswa yang mengalami masalah atau kesulitan dan berusaha
memodifikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasiakan pemberian penguatan
secara sistematis.
b.
Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah
kelompok dengan cara :
-
Memperlancar tugas-tugas : Mengusahakan terjadinya
kerja sama yang baik dalam pelaksanaan tugas.
-
Memelihara kegiatan-kegiatan kelompok : Memelihara dan
memulihkan semangat siswa dan menangani konflik yang timbul.
c.
Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan
masalah. Guru dapat menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah
laku keliru yang muncul, dan ia mengetahui sebab-sebab dasar yang mengakibatkan
ketidakpatutan tingkah laku tersebut serta berusaha untuk menemukan
pemecahannya.
2.6 Prinsip
Pengelolaan Kelas
1.
Kehangatan dan Keantusiasan
Kehangatandankeantusiasan guru
dapat memudahkan
terciptanya iklim kelas yang menyenangkan yang merupakansalahsatusyaratbagikegiatanbelajar-mengajar yang optimal. Guru yang
bersifat hangat dan akrab secara ajek menunjukkan antusiasmenya terhadap
tugas-tugas, terhadap kegiatan-kegiatan, atau terhadap siswanya akan lebih
mudah pula melaksanakan komponen keterampilan tersebut secara berhasil.
2.
Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan yang menantang akan meninkatkan
gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya tingkah
yang menyimpang. Perhatian dan minat siswa akan terpelihara dengan kegiatan
guru tersebut.
3.
Bervariasi
Pengunaan variasi dalam media, gaya, dan interaksi mengajar-belajar
merupakan kunci pengelolaan kelas untuk menghindari kejenuhan serta
pengulangan-pengulangan aktivitas yang menyebabkan menurunnya kegiatan belajar
dan tingkah laku positif siswa. Jika terdapat berbagai variasi maka proses
menjadi jenuh akan berkurang dan siswa akan cenderung meningkatkan
keterlibatannya dalam tugas dan tidak akan mengganggu kawannya.
4.
Keluwesan
Dalam proses belajar mengajar guru harus waspada mengamati jalannya proses
kegiatan tersebut. Termasuk kemungkinan munculnya gangguan siswa. Sehingga
diperlukan keluwesan tingkah laku guru untuk dapat merubah berbagai strategi
mengajar dengan memanipulasi berbagai komponen keterampilan yang lain.
5.
Penekanan Pada Hal-Hal Positif
Pada dasarnya didalam mengajar dan mendidik guru harus menekankan kepada
hal-hal yang positif dan sedapat mungkin menghindari pemusatan perhatian siswa
pada hal-hal yang negatif.
Cara guru memelihara suasana yang positif antara lain :
a.
Memberikan aksentuasi terhadap tingkah laku siswa yang
positif dan menghindari ocehan atau celaan atau tingkah laku yang kurang wajar.
b.
Memberikan penguatan terhadap tingkah laku siswa yang
positif.
6.
Penanaman disiplin diri
Kegiatan ini merupakan tujuan akhir pengelolaan kelas. Untuk mencapainya
guru harus selalu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin diri sendiri. Hal
ini akan lebih berhasil jika guru sendiri yang menjadi contoh.
Baca juga: MAKALAH: KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Baca juga: MAKALAH: KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dari
pembahasan di atas dapat diperoleh simpulan bahwa hal-hal yang
harus diperhatikan dalam menggunakan keterampilan mengelola kelas, antara lain:
1. Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan
guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal.
2.
Pengelolaan kelas terdiri dari dua macam, yaitu
·
Masalah Individual
·
Masalah Kelompok.
3.
Jenis pendekatan pengelolaan kelas terdiri atas:
a.
Pendekatan Behavior
Modification.
b.
Pendekatan Socioemotional
Climate
c.
Pendekatan Group-Process:
d.
Pendekatan ekletik
4.
Keterampilan mengelola kelas
dibedakan menjadi dua komponen, yaitu:
·
Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif).
·
Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian
kondisi belajar yang optimal.
5.
Prinsip mengelola kelas
terdiri dari :
·
Kehangatan dan Keantusiasan
·
Tantangan
·
Bervariasi
·
Keluwesan
·
Penekanan Pada Hal-Hal Positif
·
Penanaman disiplin diri
DAFTAR PUSTAKA
Djumingin,
Sulastri. 2011. Strategi dan Aplikasi
Model Pembelajaran Inovatif Bahasa dan Sastra. Makassar: Badan Penerbit
UNM.